Kamis, 01 Mei 2008

Partai adalah Jamaah, Jamaah adalah Partai

Partai adalah Jamaah, Jamaah adalah Partai

Partai Keadilan Sejahtera adalah sebuah partai Islam di Indonesia yang dikenal dengan jargonnya 'al-hizbu huwal-jama'ah wal-jama'ah hiyal hizb', partai adalah jamaah dan jamaah adalah partai. Dengan jargon ini PKS berusaha memasukkan nilai-nilai dakwah yang bersih dan membersihkan ke dalam wilayah politik dan pengelolaan negara yang selama ini dikenal dengan ungkapan "politik itu kotor".

Ungkapan ini menunjukkan betapa wajah politik dan pengelolaan negara di negeri kita sudah sangat coreng-moreng dengan arang kekotoran seperti suap, korupsi, kolusi, nepotisme dll. Mulai dari mengurus segala macam perizinan seperti SIM, IMB, paspor dll, penerimaan pegawai negeri, hingga proses hukum di pengadilan tak lepas dari suap dan KKN, dan hal ini adalah biasa. Seolah-olah ungkapan "politik itu kotor" telah menjadi justifikasi bagi para koruptor dan penyalah guna kekuasaan untuk terus berbuat curang dan menghalalkan segala cara. Hal ini tidak dapat dan tidak perlu kita pungkiri sebagai sebuah kenyataan pahit yang harus segera dibenahi.

Mengapa politik dan pengelolaan di negeri kita menjadi kotor dan berantakan? Mengurus segala macam keperluan harus pakai uang pelicin, ekonomi pun menjadi berbiaya tinggi, harga barang melambung dan akhirnya hidup rakyat menjadi susah. Apakah selama ini mereka yang mengurus negara kurang berpendidikan? Tentu tidak. Mereka, para elite politik dan pemerintahan kita, adalah kaum terpelajar yang merupakan putera-putera terbaik pilihan bangsa. Pakar di bidangnya masing-masing dan tentu saja menguasai permasalahan yang ditangani. Lalu mengapa negara kita terpuruk menjadi salah satu negara paling korup dan miskin di dunia? Jawabannya adalah moral para pelaku politik dan pengelola negara kita yang buruk.

Ilmu dan kepakaran setinggi langit menjadi gila tak terkendali manakala moral yang mengawalnya bobrok. Lembaga legislatif pembuat hukum dan undang-undang berkongkalikong dengan lembaga eksekutif pelaksana pemerintahan dan lembaga yudikatif yang mengawasinya, serta konglomerat pemakan uang rakyat. Sehingga terciptalah konserto dosa politik, kekuasaan dan harta yang dimainkan dengan tak tahu malu selama berpuluh-puluh tahun. Kita bisa melihat hasilnya sekarang, negeri subur makmur yang seharusnya gemah ripah loh jinawi, ternyata sebagian besar rakyatnya masih hidup miskin dan tak mampu bahkan untuk mencukupi secara layak kebutuhan dasar hidupnya, beras, pakaian, pendidikan, BBM dan rumah tinggal.

Demikianlah, maka PKS sebagai partai yang berkomitmen untuk mengemban amanat rakyat untuk memperbaiki taraf hidup mereka, mencoba membawa pesan-pesan dakwah untuk memperbaiki moral para elite politik dan pengelola negara. Jargon partai adalah jamaah dan jamaah adalah partai mencoba menghilangkan dikotomi antara politik dan dakwah yang selama ini terkesan begitu kuat. Dikotomi ini telah mendudukkan dakwah di sudut-sudut masjid yang bersih dan suci, sementara politik yang kotor dilepaskan di pasar-pasar, di jalan-jalan, di lembaga-lembaga politik dan pemerintahan. Sehingga tak heran kalau kondisi negara kita menjadi carut-marut seperti ini.

Dan kini PKS dengan jargon "partai adalah jamaah dan jamaah adalah partai", mencoba mengikat kembali kuda binal politik ini dengan tali kekang dakwah dan moral yang kuat. Sehingga yang akan muncul di pasar-pasar, di jalan-jalan, di lembaga-lembaga politik dan pemerintahan, tidak lagi para pedagang, politikus dan pegawai yang curang dan korup, melainkan mereka yang bermoral, santun, bersih dan memikirkan kepentingan rakyat.

Tetapi tentu saja moral yang baik saja tanpa ilmu yang mencukupi akan kehilangan arah, tidak tahu harus kemana. Karena itu seiring dengan pembinaan moral yang baik, PKS juga seharusnya melakukan pendidikan keilmuan yang sesuai dan mencukupi bagi para kadernya yang akan duduk di lembaga-lembaga DPR dan pemerintahan. Jangan sampai karena kurangnya ilmu yang sesuai yang mereka miliki, kebaikan moral para kader PKS di lembaga-lembaga tersebut menjadi santapan empuk para serigala politik.

Demikianlah jargon PKS "partai adalah jamaah dan jamaah adalah partai" adalah sesuatu yang diperlukan untuk memperbaiki kondisi negeri kita saat ini. Kader-kader PKS yang telah mempunyai modal dasar moral yang baik, selanjutnya perlu diseimbangkan dengan ilmu yang sesuai dengan bidang-bidang yang akan mereka masuki. Hal ini akan menjadi cara yang ampuh dan efektif untuk membersihkan dan memperbaiki kondisi politik dan pengelolaan negara kita. Sehingga Insyaalloh akan tiba masanya di masa depan kita mendengar ungkapan "politik itu bersih". (pww)